Isu yang belakangan ini muncul mengenai daging sapi impor yang berasal dari Australia yang dikabarkan mengandung sejenis hormon penggemuk yang memiliki efek samping menimbulkan kanker pada manusia akan diteliti lebih jauh oleh Kementrian Pertanian (Kementan). Kementan sendiri telah menyatakan akan secara langsung mengadakan penelitian di laboratorium.
Suswono selaku Menteri Pertanian di saat kunjungannya ke Pasar Angso Duo, Jambi di hari Sabtu kemaren menghimbau agar berbagai pihak tidak menyebarkan isu negatif yang dapat meresahkan warga terkait dengan adanya isu daging sapi yang diimpor bulog tersebut dapat membawa penyakit.
"Hal ini akan diteliti lebih jauh. Memang kita harus berhati - hati untuk menyatakan benar atau tidaknya isu bahwa daging tersebut menyebabkan penyakit. Pihak kami sendiri akan meneliti lebih dalam dan tidak akan gegagah dalam membuat pernyataan. Karena kita memiliki beberapa ahli untuk meneliti mengenai hal ini," kata beliau.
YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) yang beberapa hari lalu sempat memberikan penilaian terhadap daging sapi asal Australia tersebut yang disinyalir kurang sehat. YLKI menyebutkan bahwa daging sapi tersebut mengandung hormon yang digunakan dalam suatu sistem untuk menggemukkan sapi.
Tulus Abadi, salah satu pejabat di YLKI menambahkan bahwa hingga saat ini di Australia masih diperbolehkan mempergunakan sejenis hormon untuk menggemukkan sapi. Hormon sejenis juga pernah ada di Indonesia, namun sudah dilarang sejak tahun 1988 silam.
"Hormon buatan yang dipergunakan untuk menggemukkan sapi itu berpotensi menimbulkan kanker (karsinogenik) yang berbahaya dan sudah terjadi di Amerik Serikat. Di sana, sebagian anak - anak terjangkit kanker tersebut diakibatkan mengkonmsumsi daging sapi yang ternyata digemukkan dengan hormon buatan itu," katanya.
Dan rencana pemerintah untuk memenuhi kebutuhan daging sapi selama bulan puasa dan hari raya tahun ini, telah diputuskan untuk mengimpor sebanyak 25.000 ekor sapi asal Australia. Rencananya untuk tahap awal di akhir Juli ini akan tiba 13 ribu sapi asal Australia.
Tanggapan positif terhadap hasil pernyataan YLKI juga disampaikan Mentan Suswowo. Beliau dengan tegas menyatakan jika memang yang disampaikan YLKI benar, maka pemerintah akan dengan tegas menolak sapi - sapi asal Australia tersebut.
Meskipun demikian, Suswono juga menjelaskan bahwa sebenarnya hormon penggemuk yang diberikan ke Sapi itu tidak menimbulkan masalah serius, karena menurut pertimbangan beberapa ahli ilmiah menerangkan bahwa hormon tersebut akan hilang dengan sendirinya pada jangka waktu tertentu.
Selang sehari sebelumnya, Suswono juga sempat singgah ke Pasar Ternak Muara Bualin, Kabupaten Batang Hari, dan juga ke PTPN VI Jambi dalm rangka melihat secara langsung unit usaha gabungan sapi-sawit yang diterapkan di wilayah tersebut.
Comments
Post a Comment