Beberapa pedagang parsel di arena Pekan Baru mengeluhkan omzet yang di dapat dari penjualan parsel tahun ini. Mereka mengeluh dikarenakan omzet tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan omzet parsel tahun lalu. Lebih detil lagi, menurut beberapa pedagang parsel omzet mereka tahun ini turun hingga 30% dibanding tahun lalu.
"Penjualan parsel kita tahun ini sebagian besar hanya pelanggan lama saja, seperti beberapa kalangan pemerintah, dan beberapa perusahaan swasta di Riau," Ungkap Wati sebagai salah satu pedagang "Parsel Bunda" di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru ketika ditemui hari Rabu kemarin.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pembeli yang memesan parsel hanya dari kalangan bukan perseorangan, sedangkan pembelian parsel dari kalangan pribadi nyaris menurun dengan drastis.
"Biasanya tanggal 17 Ramadhan itu mulai banyak terjual, tapi tahun ini agak sulit terjual," tutur Wati yang memang sudah bergelut di dunia bisnis parsel sejak 6 tahun lalu sekaligus memiliki karyawan berjumlah 9 orang.
Meskipun demikian, Wati tetap optimis bahwa parselnya akan lalu hingga mendekati hari raya Idul Fitri nanti. "Setiap tahun seperti biasa kita berhasil menjual sampai dengan 500 paket parsel, harganya bervariasi mulai dari Rp. 70.000 sampai dengan Rp. 1.000.000 tergantung permintaan pelanggan," tambahnya.
Di sisi lain, Yudi sebagai salah satu pedagang parsel lainnya yang berdagangn di sekitar Jalan Harapan Jaya juga menyampaikan hal senada bahwa penjualan parsel tahun ini menurun. Dan menurutnya, penyebab menurunnya minat pembeli parsel tahun ini adalah naiknya harga BBM.
"Dalam penjualan parsel biasa saya memperoleh keuntungan antara Rp. 15.000 sampai dengan Rp. 150.000 per paketnya. Saya sih terus berharap agar parsel saya bisa terjual semuanya," kata Yudi.
Comments
Post a Comment